Memaafkan……
Diwaktu kecil ibuku selalu menasehatiku dikala aku
berkonflik dengan kakakku, yang kecil harus meminta maaf dulu kepada
yang besar walaupun salah itu bukan dariku sekalipun.Dulu aku selalu
protes kenapa harus aku yang meminta maaf duluan dan dengan kepala
batuku aku mampu bertahan untuk tidak meminta maaf pada kakakku.
Walaupun terkadang niat untuk meminta selalu ada akan tetapi kalau sudah
berhadapan dengan dia, lidahku terasa kelu dan semua niat baikku itu
kandas ditengah jalan, menguap lepas di udara. Dalam agenda hidupku kata
memaafkan sangat susah sekali untuk diimplementasikan, memaafkan dengan
sungguh-sungguh penuh keikhlasan luar biasa susahnya bagiku kalopun aku
bisa memaafkan kesalahan orang lain itu hanya untuk berbasa-basi busuk
karena aku tak ingin mencari perkara lain dan membuat orang-orang
disekelilingku menjadi bertambah sedih karena kekerasan kepalaku. Kata
memaafkan bagiku, merupakan kata yang mudah diucapkan dan sangat sulit
untuk dilakukan terutama bagi orang yang sangat menyakiti hatiku.ada
kata bijak yang aku kutip dari suatu blog agama yang mengatakan begini :
apabila ada orang menampar pipi kirimu maka berikanlah juga pipi
kananmu. wah bagiku perumpaan itu sangat tidak masuk akal. Enak saja
memberikan pipiku untuk ditampar.yang ada tak tampar balik dan kalo
bisa semua bagian dari badannya tak tampar.jadi ya mohon maaf kalo kata
memaafkan menjadi ungkapan yang sangat fatamorgana bagiku.
Kalo
lagi tidak sadar dan emosiku sedang tinggi, aku bisa bilang begini pada
diriku sendiri. yah, akukan hanya manusia biasa, jadi normal donk kalo
aku punya kelemahan dan susah untuk memaafkan. No body is perfect. tapi
benerkah ketidaksempurnaan sebagai manusia merupakan alasan untuk
dimaklumi bahwa aku tidak akan memaafkan.kalo dipikir manusia emang tak
akan pernah menjadi sempurna artinya dalam diriku terdapat sifat seorang
angel dan seorang damon Dua unsure ini merupakan satu kesatuan paket
dalam tubuh manusia dan dengan kedua unsure ini juga, tuhan menyebut aku
sebagai manusia.aku memang tidak sempurna sehingga wajar kalo aku juga
menghasilkan ketidaksempurnaan dalam hidup. Dan menurutku itu sangat
normal. Yang tak normal adalah bila aku yang tak sempurna ini mampu
menghasilkan seseuatu yang sangat sempurna.
Kemaren beberapa
bulan yang lalu aku masih berpikir tidak mungkin rasanya memaafkan orang
yang sudah sangat menyakiti hatiku. Bagaimanakan mungkin aku bisa
memaafkan orang yang memperlakukan aku seperti dineraka dengan
membalasnya dengan memberinya surga. bullshit !!!! itu sama aja nguyah
segoro katanya orang jawa hingga suatu ketika aku disadarkan oleh suatu
kejadian yang cukup menohok hatiku. Cerita dari seorang temen inilah
yang cukup memberikanku inspirasi tentang bagaimana menjadi seorang
pemaaf. Temenku ini beropini bahwa memaafkan bukanlah soal kalah dan
menang tapi memaafkan adalah soal keberanian dan kemauan menjadi seorang
yang mampu memadamkan api yang sedang berkobar. Kalau kita bisa
memaafkan seseorang maka bukan juga berarti kita menang atas musuh-musuh
yang berdiri dihadapan kita tapi kita menang melawan kekerasan hati.
Jadi intinya apabila kita mampu memaafkan maka kita akan memiliki
perasaan yang luar biasa bagaikan seorang pemenang dalam suatu
pertandingan besar, bukan sebagai orang yang sedang kalah perang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar